Sejarah GKY Puri Indah

6 OKTOBER 1991, POS Pl PURI INDAH DIBUKA

Dalam rapat Majelis presidium GKJMB tanggal 4 September 1988 Departemen Misi GKJMB
mendapat tugas untuk membuka tiga buah pos PI. pilihan lokasi yang diajukan yakni di daerah
puri Indah, Kelapa Gading, pulo Gebang (Bekasi) atau Pondok Indah.
Puri Indah dipandang lokasi yang tepat untuk mulai dirintis karena melihat kebutuhan banyak pasangan-pasangan muda GKJMB mulai banyak yang pindah dan berdomisili di perumahan yang mulai berkembang pesat seperti daerah Puri Indah, Taman Permata Buana, Kedoya, Kebon Jeruk, Meruya, Joglo, dan sekitarnya.

Melalui doa dan pergumulan mencari pimpinan Tuhan, Departemen Misi GKJMB mulai melakukan penjajagan dan mensurvai lahan yang sesuai untuk mendirikan sebuah sekolah kristen sekaligus gedung gereja untuk melayani dan memenangkan jiwa. Beberapa lokasi perumahan sudah di survai, dan setelah tim mempertimbangkan dan
mendoakan, dipilihlah sebidang tanah seluas 12.000 m2 yang ditawarkan oleh Developer Puri Indah.
pada awal tahun 1991 dilakukan proses pembelian tanah tersebut untuk dibuka Sekolah Kristen IPEKA dan Pos PI Puri Indah.

Mengingat proses perijinan dan pembangunan sekolah perlu proses yang cukup lama, maka untuk
memulai pelayanan pos PI mengontrak sebuah Ruko yang terletak di Kompleks Pertokoan Lama Puri
Indah. pada Minggu, 6 Oktober 1991 jam 18.00 diadakan Kebaktian perdana dan KKR dihadiri 24 orang
Jemaat yang tinggal di kawasan puri Kembangan, permata Buana dan sekitarnya., dengan Gl. Markus
M. Tandadjaja sebagai Gembala pos pertama. Beberapa aktifis pemuda dari Mangga Besar, Pluit dan
Greenville diminta untuk membantu pelayanan dengan menjadi usher, pianis dan liturgis, bahkan guru
Sekolah Minggu.

Sekitar enam bulan kemudian Pos Puri Indah diserahkan ke BPR Rayon III Greenville, dengan pertimbangan kelak jumlah anggota jemaat di Puri Indah dapat mendorong pertumbuhan jemaat Greenville.

Saat itu kawasan Puri belum berkembang, bahkan tidak pernah terpikirkan kalau suatu hari nantinya kantor walikota Jakarta Barat akan pindah ke situ. Jadinya kebaktian umum hari Minggu dilakukan di Minggu sore, dan kebaktian doa diadakan di hari Kamis malam agar jadwal tidak bentrok dengan acara serupa di Greenville yang berlangsung Rabu malam. Tak disangka dalam 1 tahun jumlah jemaat dari 10 orang memingkat menjadi 75 orang, dan melihat hal itu barulah kebaktian umum Minggu pagi diadakan dan kebaktian doa diseragamkan hari Rabu malam.

Tempat ibadah Pos Puri Indah yang menyewa ruko di Puri Indah Raya Blok A-7 Jakarta
bersebelahan dengan beberapa rumah makan. Muncul masalah, karena sering aroma harum dari
restoran tetangga tercium saat ibadah Minggu petang. Selain itu parkir kendaraan juga berebut tempat
dengan pengunjung restoran.

5 DESEMBER 1993, PEMBANGUNAN IPEKA PURI

Peletakan batu pertama Sekolah IPEKA puri yang terletak di jalan Kembang Elok III Blok H-3 Puri
Indah, Jakarta. Tanah seluas 12.181 meter2 dibeli pada tahun 1990, namun perijinan dan pematangan
lahan perlu waktu 3 tahun. pekerjaan pembangunan ternyata juga motor akibat keterlambatan kontraktor sehingga kontrak diterminasi, dan pekerjaan dilanjutkan oleh kontraktor baru. Dalam suasana pembangunan masih berlangsung sekolah IPEKA Puri dibuka pada Juli 1994 untuk tingkatan

Sejalan dengan perkembangan sekolah, pada tahun 1997 dibangun blok baru sehingga pada tahun
ajaran 1998/1999 dapat dibuka tingkatan SMP. Selain itu pada bulan Oktober 1998 sebagian kavling seluas 2000 M2 dimanfaatkan untuk dibangun gedung gereja bagi Pos Puri Indah.

Seiak selesainya pembangunan sekolah IPEKA Puri tersebut, maka Gereja pun dipindahkan dari Ruko kontrakan ke Aula Sekolah IPEKA di lantai 4.

Tapi muncul keluhan baru, yakni jemaat kalangan tua merasa payah bila harus naik loteng ke lantai IV. Pernah pengurus mengajukan klausula memindahkan ruang ibadah ke ruang senam SD IPEKA Puri yang ada di lantai dasar, tentu saja usulan ini ditolak, sebab akan mengganggtu kegiatan sekolah

Jemaat bertambah hingga 200 orang tiap minggu beribadah. Seiring dengar bertambahnya jemaat
sehingga dirasa perlu gedung gereja sendiri sebagai penunjang seluruh kebutuhan pelayanan yang
semakin kompleks.

25 JULI 1998, GKY PURI DIWILAYAHKAN
Masih datam rangkaian HUT GKJMB ke-53. sekali ini presidium Majelis GKJMB memberikan opsi pendewasaan bagi pos-pos Gereja dan pos PI yang dipandang mampu dan memungkinkan untuk
membentuk Majelis Wilayah mulai tahun 2000.

Sesuai dengan Petunjuk pelaksanaan (Juklak) No. 1/juklak/MPGKJMB-28/VIII/98 tentang
Pendewasaan Pos Menjadi Gereja Wilayah tanggal 25 Juli 1998, maka GKJMB pos Gereja Puri Indah,
ditingkatkan sebagai GKJMB Wilayah Puri sejak 6 Oktober 1998.

16 OKTOBER 1998, PELETAKAN BATU PERTAMA GEREJA WILAYAH PURI

Sejak tahun 1996 KPP masa itu mulai menggumulkan untuk membangun-sebuah rumah ibadah yang dapat menampung 700-1000 orang. Hal ini didasarkan atas pertimbangan penambahan jumlah jemaat di masa mendatang, mengingat daerah sekitar Puri Indah terus berkembang. Tuhan sediakan tanah seluas 1500 m2 yang terletak di belakang sekolah IPEKA Puri Indah dan menghadap ke Perumahan Puri Kencana.

Pada pertengahan tahun 1997 dibentuklah panitia pembangunan Gereja GKJMB Puri Indah. Untuk
menekan biaya maka Panitia memutuskan untuk membangun sendiri rumah ibadah ini. pembangunan
gedung direncanakan 3 lantai dengan luas bangunan 3000m2 dan diperkirakan total biaya yang dibutuhkan akan mencapai Rp. 5 milyar atau lebih karena harga bahan bangunan yang terus berfluktuasi naik. Walau masa itu perekonomian Indonesia meroso dan kerusuhan politik terjadi, namun 1998 KPP Pos Puri menggumuli untuk membangun gedung gereja sendiri di atas tanah seluas 2.000 meter2 yang masih merupakan bagian dari kavling tanah IPEKA Puri. atas anugerah TUHAN, pada tanggal 25 Oktober 1998 diadakanlah peletakan batu pertama.

Jemaat Wilayah Puri yang baru saja didewasakan statusnya bersatu hati meletakkan batu pertama
pembangunan gedung gereja di atas tanah seluas 2.000 meter2 dengan luas bangunan sekitar 3.000 meter2. Tanah gereja menyatu dengan lahan Sekolah IPEKA Puri. Biaya awal pembangunan dianggarkan Rp 2, 5 milyar, tapi ternyata belakangan hari biaya pembangunan mencapai Rp 5 milyar karena naiknya harga-harga akibat krismon.

PASKAH, 23 APRIL 2000 PENTAHBISAN GEDUNG GEREJA WILAYAH PURI INDAH

Di Minggu Paskah jumlah pengunjung di seluruh kebaktian di GKJMB mencapai 11.138 orang, merupakan rekor tertinggi. Sore hari, jemaat Wilayah Puri mempersembahkan gedung gereja baru.
yang dibangun sejak 16 Oktober 1998. Gedung senilai lebih Rp 5 milyar ini menernoati sebagian tanah.
Sekolah IPEKA Puri seluas 2.000 meter2, oleh karena itu juga dinamakan Aula GKJMB Wilayah Puri Indah.

Pdt. Joseph Tong yang berkhotbah di tempat ini pada 5 Mei 2002 (dua tahun setelah peresmiannya) berkomentar, bahwa beliau pernah mengunjungi 189 gereja di dunia dan gereja di Puri ini termasuk 10 gereja yang terindah di antaranya.

Dalam proses pembangunan ini banyak jemaat Tuhan kagum melihat bagaimana Tuhan berkarya di GKY Puri Indah. Sekalipun harus menabur dengan air mata namun akhirnya menuai dengan sukacita. Puji Tuhan, pembangunan gedung gereja dapat diselesaikan dan pada 23 April 2000 kebaktian peresmian perdana dilangsungkan. Kini gedung gereja baru telah selesai, dan pelayanan dapat dikerjakan lebih semangat lagi.

1 JUNI 2003, HUT GKJMB KE-58 = HUT TERAKHIR, GKJMB BERGANTI NAMA MENJADI GKY

Saat GKJMB merayakan HUT ke-58 datam kebaktian Minggu sore 1 Juni 2013, Yongky poernomo selaku Ketua Pjs. Majelis Sinode Peralihan Gereja Kristus Yesus membacakan Maklumat BA-15/wl/PMGKJMB-29/v/2003 tertanggal 1 Juni 2003 yang menyatakan bahwa sejak 1 Juni 2003 Gereja Kristus Jemaat Mangga Besar (GKJMB) berganti nama menjadi Gereja Kristus Yesus.

Maka periode ke-29 Majelis GKJMB dengan masa bakti 3 Juni 2000-2003 menjadi Majelis yang terakhir dalam sejarah GKJMB. GKJMB wilayah Puri Indah sejak itu berubah menjadi GKY Jemaat Puri, dengan membina sebuah Pos PI Villa Tangerang Indah.

Dengan dilantiknya 9 Majelis Jemaat di lingkungan GKY dan menyusul 2 Majelis Jemaat Palembang dan Makassar pada tanggal 8 dan 15 Juni 2003, maka berakhirlah sistem sentralisasi GKJMB yang telah dilaksanakan khususnya selama 25 tahun terakhir ini, dan diganti dengan sistem kemajelisan yang berorientasi pada masing-masing jemaat.

Malam Ucapan Syukur kebaktian HUT GKJMB ke-58 dan Peneguhan Majelis Jemaat GKY dilangsungkan di GKY Mangga Besar dihadiri 4.342 orang jemaat, dengan thema “In Variety Difference, In Essential Unity”. Suasana kebaktian penuh puji-pujian, terutama karena untuk pertama kalinya paduan suara gabungan hampir 500 orang dari 9 jemaat menyampaikan pujian. Pdt. Freddy Lay memimpin peneguhan 9 Majelis Jemaat GKY, sedangkan Firman Tuhan disampaikan oleh Pdt. William H. Hosanna.



6 JUNI 2005, PENDETA MARKUS DITEGUHKAN SEBAGAI PENDETA

Dalam rangkaian kegiatan HUT GKY ke-50, dilakukan peningkatan status GI. Markus M. Tandadjaja menjadi Pendeta GKY, dan peneguhannya dilaksanakan pada tanggal 6 Juni 2005.

4 NOVEMBER 2007,” PEMBUKAAN GKY SURABAYA

Kehadiran GKY di Surabaya diawali dengan adanya penawaran penggunaan gedung eks tempat ibadah yang terletak di JI. Darmahusada Indah Barat III Blok A No. 153 — 155, Surabaya.

Chandra Markus, seorang aktifis gereja di Surabaya menawarkan tempat ini ke Pdt. William Hosanna, dengan harapan GKY dapat membuka pelayanan di Surabaya. Hal ini mendapatkan respon yang cepat dari BPMS GKY, dan menawarkan kepada Majelis GKY Puri untuk menindaklanjutinya. Setelah beberapa kali peninjauan, Bulan September 2007, GKY Puri Indah mengutus GI. Esster Johanah Setiawan menjadi Gembala pos pertama untuk mempersiapkan ibadah pembukaan. Sebagai awal bentuk pelayanan di Surabaya, maka pada 16 September 2007 diselenggarakan mimbar GKY sebagai kebaktian soft opening.

Kemudian pada 4 November 2007 dilangsungkan grand opening yang dihadiri 309 orang dan ibadah Sekolah Minggu dihadiri 21 anak yang dihadiri jemaat GKY Surabaya, termasuk 50an orang rombongan dari GKY Puri
Indah.

Pada tahun. 2008, GKY Puri Indah mengutus Pdt. Arianto untuk bergabung melayani sebagai ”menggantikan sebagai Gembala di GKY Surabaya. Pada tanggal 29 Mei 2011, Pdt. Arianto dan keluarga mengakhiri pelayanannya di GKY Surabaya memasuki ladang baru di GKY Makasar. Sementara belum ada gembala jemaat, pelayanan digembalakan oleh Hamba Tuhan dari Jakarta sehingga saat ini.

2 JUNI 2008, PENTAHBISAN DAN PENEGUHAN PENDETA SINODE

Sinode GKY pada tanggal 2 juni 2008 dalam rangka HUT GKY ke-63, menyelenggarakan pentahbisan dan peneguhan GI. Hari Sudjatmiko ditingkatkan statusnya menjadi pendeta sinode. Bersama denga itu, juga dilakukan peneguhan ke dalam jabatan Penatua Khusus di lingkungan GKY, beberapa rohaniwan di lingkungan GKY Puri Indah dan Pos dibawahnya, yaitu GI. Esster Johanah Setiawan, GI. Rudy Simon dan GI. Susanti Indra Wijaya.

18 JULI 2010, PENDIRIAN GKY POS NIAS

Sekitar awal 2009 Sinode GKY dengan sumber dana dari Yayasan IPEKA membeli sebuah gedung Balai PGTI di Gunung Sitoli dan sebidang tanah di desa Teluk Belukar, yang berjarak sekitar 25 km dari Gunung Sitoli, seluas 4,4 ha dengan sebuah bangunan eks gudang yang ada di dalamnya.

Pimpinan Sinode GKY mendapatkan visi “SAVE NIAS” yakni mengimankan untuk membangunkan kembali kerohanian warga pulau Nias dalam jangka panjang melalui pengasuhan dan pendidikan, khususnya mengasuh dan mendidik anak-anak yatim di Nias agar dapat kelak diharapkan dapat mandiri
dan bekerja maupun melayani untuk kebaikan Nias. Rencana jangka panjang akan dibangun sekolah dengan konsep asrama, dan sebagai langkah pertama dibangun panti asuhan.

Mulai Maret 2009 senta Leo, -yang sebelumnya direkrut oleh PGTI untuk pelayanan di Nias,
direkrut oleh Sinode GKY untuk mulai merekrut anak-anak yatim untuk ditampung rumah kontrakan di sebelah Balai PGTI dan juga sebagai koordinator pembangunan asrama di Teluk Belukar.

Pada Juli 2009 Ibu Eunike Erlani Iskandar (Yeyen), seorang anggota jemaat GKY Puri Indah, mempersembahkan diri untuk melayani anak-anak panti dengan menjadi ibu asrama dan juru masak. Dan mulailah pelayanan panti Asuhan Dorkas dengan anak asuh sejumlah 17 anak, dan untuk sementara anak-anak disekolahkan di SD Mutiara yang berjarak 2,5 km dari panti. PA Dorkas terdaftar di Departemen Sosial Nias pada tanggal 30 April 2o10 sesuai Nomor pendaftaran 467.6/3097. Lahan di Teluk Belukar kemudian mulai digarap untuk dijadikan lokasi panti dan sekolah yang permanen.

Mengingat pelayanan PA Dorkas merupakan bagian pelayanan gereja, maka GKY Puri diminta
untuk menyiapkan pembukaan pos pelayanan gereja di sana. pada 18 Juli 2010 dapat dimulai GKY Pos PI Nias di Balai PGTI, beralamat di Jl. Baluse No.6 Km 2,5, Simpang Megahill Gunung Sitoli-Nias 22815, dengan gembala pos pertama yaitu Gl. Sutiono Zefanya soen, sekaligus dilangsungkan serah terima dari BPMS Sinode ke Majelis Jemaat GKY Puri Indah yang meliputi:
• Gedung GKY Pos Jemaat Nias
• Pengelolaan Panti Asuhan Dorkas !
• Pengelolaan Gedung Pembinaan Iman Anak Akan yang terletakdi Jl. Sowu Dusu II, Desa Teluk Belukar, Gunung Sitoli.

Gl, Sutriono melayani sebagai gembala selama 1 tahun dan sejak Juni 2011 penggembalaan
dilanjutkan oleh Gl. Heri Ciu.
Dengan selesainya tahap 1 pembangunan asrama di Desa Teluk Belukar, maka mulai 1 Oktober 2011 anak-anak panti asuhan dipindahkan tempatnya dari Gunung Sitoli ke tempat ini. Jumlah anak tercatat hingga saat ini 45 anak. Peresmian tempat baru dilaksanakan pada 15 Oktober 2011.

GKY pos Nias mempunyai pelayanan Diakonia di desa nelayan Sowu dekat dengan lokasi Panti
Asuhan di Teluk Belukar. Diawali oleh lbu Derma, seorang penyuluh pertanian pada saat melihat kondisi masyarakat di Sowu yang sangat terbelakang, akses jalan hanya jalan setapak, tanpa. Iistrik, Mereka tinggal di rumah kayu tanpa semen.

Tim dari Jakarta setuju memulai pelayanan di sana. Pelayanan sangat disambut baik oleh masyarakat setempat, masyarakat menyediakan tenda dan tempat bagi anak-anak yang datang
mengikuti Sabtu ceria. Anak-anak datang untuk memuji Tuhan, Mendengarkan Firman Tuhan dan belajar pelajaran sekolah, secara rutin mereka juga mendapatkan makanan dan minuman untuk mendukung gizi dan kesehatan mereka. Jumlah anak-anak yang dilayani dari 50-an sekarang berkembang mencapai 200 anak.